Anak adalah Anugerah

Blog ini masih dalam tahap penyempurnaan silahkan memberi masukan dan saran ke alamat email musabaa@yahoo.com.

Kekasih Hati

Blog ini masih dalam tahap penyempurnaan silahkan memberi masukan dan saran ke alamat email musabaa@yahoo.com.

Pesona Sulawesi Tengah

Blog ini masih dalam tahap penyempurnaan silahkan memberi masukan dan saran ke alamat email musabaa@yahoo.com

Pantai Panjang Bengkulu

Blog ini masih dalam tahap penyempurnaan silahkan memberi masukan dan saran ke alamat email musabaa@yahoo.com.

ini Medan bung...!

Blog ini masih dalam tahap penyempurnaan silahkan memberi masukan dan saran ke alamat email musabaa@yahoo.com.

Senin, 23 Februari 2009

Bertawakal Kepada Allah



Sintia Nurdiani


Di dalam Islam, setiap orang-orang muslim memahami bahwa tawakal adalah berserah diri kepada Allah Swt. Contohnya: Seperti pada waktu semesteran, kita belajar, berdoa, berusaha , begitu juga minta kepada Allah Swt semoga dimudahkan dalam mengerjakan soal-soal bias lebih tenang.
Dari semua yang ada diatas tadi, kita semua pasti akan tahu hasilnya, karena itu diperlukan perbuatan tersebut yang sudah dikerjakan, baik di dalam bermasyarakat dan di dalam pemerintahan.
Kita semua sangat berterimakasih kepada Allah Swt karena hanya Kepada Dialah, Kita minta pertolongan dan kepadanya kita semua akan kembali.
Semua yang diberikan oleh Allah Swt, kita syukuri, Kita wajib menjalankan semua perintahNya dan menjauhi segala yang dilarangNya, itulah yang diperintahkan kepada setiap ummat Islam.

ADIL DI DALAM KELUARGA

Mujahidah, XD 2008/2009

Di dalam sebuah keluarga, diperlukan orang tua yang adil kepada anak-anaknya. Keadilan dalam keluarga sangat penting, karena anak akan mencontoh apa yang dilakukan orangtuanya. Apabila kedua orangtuanya bersikap adil kepada anak-anaknya, maka anaknya pun akan meniru sikap tersebut, begitupun sebaliknya.
Kalau dalam sebuah keluarga orangtua tidak bersikap adil kepada anak-anaknya, maka bias jadi anak yang tidak mendapat keadilan itu akan merasa dibeda-bedakan atau mungkin akan merasa iri.
Misalnya; seorang ayah memberi uang kepada anaknya yang kecil Rp. 10.000, sedangkan kepada anaknya yang lebih besar Rp. 5000, Maka anak yang lebih besar akan merasa kalau ia dibeda-bedakan dengan adiknya, karena ia merasa kebutuhannya lebih banyak daripada adiknya, tapi kenapa dia mendapat uang lebih sedikit?, pikirannya pasti akan seperti itu.
Bagi orangtua yang adil akan memberikan sesuatu sesuai dengan kebutuhan anak-anaknya. Orangtua adalah pemimpin dalam sebuah keluarga , dan dalam setiap kepemimpinan akan dimintai pertanggungjawabannya di akherat kelak. Maka dari itu, kita harus berbuat adil kepada siapapun. Kita tidak boleh memihak kepada salah satu.

Sabtu, 14 Februari 2009

Pengorbanan Seorang Pemuda


M. Kemal Abda'u, Santriku kelas XD MAT Ma'ahid 08/09

Ditengah suatu kota besar di Indonesia, hiduplah seorang pemuda yang rajin beribadah. Sehari-harinya ia habiskan untuk beribadah kepada Allah SWT. Di siang hari, ia habiskan waktu untuk puasa, dan di waktu malam ia habiskan untuk Qiyamullail.

Suatu hari saat pemuda itu sdang berjalan melewati suatu pasar modern di kota tersebut, ia melihat suatu barang yang membuat dirinya terpesona, sungguhlah ia menginginkan barang itu.
Maka mulai hari itu ia mulai bekerja untuk bisa mendapatkan barang tersebut.
Hari pertama ia bekerja kepada seorang pemilik restoran untuk menjadi tukang cuci piring.. Mulai dari pagi hari, ia sudah dihadapkan ratusan piring kotor yang harus ia cuci. Pekerjaan tersebut akhirnya selesai juga pada sore hari. Di hari pertama, ia sudah cukup medapatkan banyak uang untuk memiliki barang yang ia idam-idamkan.
Hari kedua ia bekerja pada seorang mandor. Ia bekerja sebagai kuli bangunan di sebuah proyek perumahan. Pada hari itu, ia mendapatkan upah yang lumayan besar.
Hari berikutnya ia bekerja sebagai tukang bersih-bersih pada sebuah kantor swasta. Ia bekerja membersihkan lingkungan kantor. Di hari ini ia memperoleh upah yang lumayan besar karena ia bekerja dengan cekatan.
Karena uang yang dikumpulkan sudah cukup untuk membeli barang impiannya, iapun pergi ke tempat dijualnya barang tersebut.
Ketika ia diperjalanan, ia melihat seorang bapak-bapak yang sedang menangis di pinggir jalan, lalu ia menghampirinya, “ Pak, kenapa bapak menangis?” Tanya sang pemuda. Lalu jawab bapak tersebut, “ saya tidak punya uang dik…” Maka dengan akhlaknya yang baik, uang yang harusnya ia gunakan untuk membeli barang idamannya ia berikan semuanya kepada bapak-bapak tersebut.
Lalu bapak-bapak tersebut berterimakasih sebesar-besarnya kepada sang pemuda itu. Pemuda tersebut sudah tidak menginginkan barang idamannya, Sisa umurnya ia habiskan hanya untuk beribadah kepada Allah Swt.

ADIL


Risma Indrasari, santriku kelas XD MAT Ma'ahid 08/09

Suatu hari ada seorang laki-laki yang bernama Zakaria, dia mempunyai seorang istri yang bernama Umi Zulaikha dan kedua anaknya Izah dan Ali. Mereka adalah keluargha yang sangat bahagia.

Suatu Ketika Zakaria pergi mencari nafkah untuk keluarganya kira-kira selama seminggu, Lalu Zakaria pergi…..
Satu minggu telah berlalu, Zakaria pulang ke kampong halamannya. Dia sangat rindu sekali dengan istri dan kedua buah hatinya. Selama dalam perjalanan pulangnya, dia menyempatkan diri untuk mampir ke sebuah toko membelikan kado buat kedua buah hatinya tercinta, kado yang ia beli yaitu kitab suci Al Quran. Dalam hatinya berkata “Bismillahirrahmanirrahim ya Allah semoga Izah dan Ali suka dengan kado ini” Setelah dia selesai membayar ke bagian kasir lalu Zakaria pulang. Ketika sampai di rumah, Zakaria mengetuk pintu dan mengucap salam. Lalu Izah membukakan pintu ”Anakku bagaimana kabar Umi dan Adikmu?” “Alhamdulillah, Abi. Kita baik-baik. Pasti Abi capek sebentar, ya! Izah buatin minum dulu.”
Beberapa menit kemudian Izah mengantarkan minuman yang dia bikin tadi untuk Abinya.
Hari sudah semakin sore ketika Zakaria duduk santai di teras belakng rumah, dia memanggil kedua anaknya “Izah…….Ali……”
Lalu mereka menjawab “Iya Abi”
“Sini Abi punya sesuatu buat kalian”
Kata Ali “Apa ini Abi?”
“Udah buka saja”
Lalu mereka membuka hadiah tersebut satu….dua …….tiga.
Kata Ali “Hore alhamdulillah Ali dapat al-Qur’an baru. Kalau kakak dapat apa?”
“Sama seperti adik.”
“Abi kenapa hadiah buat aku dan kak Izah sama”
“Karena Abi ingin memberikan hadiah yang sama biar adil. Kalau Abi tidak adil nanti kalian berdua satu sama lain iri. Dengar ya nak…….! Sifat iri hati itu tidak baik. Allah tidak menyukai hambanya yang mempunyai sifat iri ”

Bersambung……….

Selasa, 10 Februari 2009

We Will Not Go Down (Song for Gaza)


WE WILL NOT GO DOWN (Song for Gaza)
(Composed by Michael Heart)
Copyright 2009
A blinding flash of white light
Lit up the sky over Gaza tonight
People running for cover
Not knowing whether they’re dead or alive
They came with their tanks and their planes
With ravaging fiery flames
And nothing remains
Just a voice rising up in the smoky haze
We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight
Women and children alike
Murdered and massacred night after night
While the so-called leaders of countries afar
Debated on who’s wrong or right
But their powerless words were in vain
And the bombs fell down like acid rain
But through the tears and the blood and the pain
You can still hear that voice through the smoky haze
KAMI TIDAK AKAN MENYERAH”
Cahaya putih yang membutakan mata
Menyala terang di langit Gaza malam ini
Orang-orang berlarian untuk berlindung
Tanpa tahu apakah mereka masih hidup atau sudah mati
Mereka datang dengan tank dan pesawat
Dengan berkobaran api yang merusak
Dan tak ada yang tersisa
Hanya suara yang terdengar di tengah asap tebal
Kami tidak akan menyerah
Di malam hari, tanpa perlawanan
Kalian bisa membakar masjid kami, rumah kami dan sekolah kami
Tapi semangat kami tidak akan pernah mati
Kami tidak akan menyerah
Di Gaza malam ini
Wanita dan anak-anak
Dibunuh dan dibantai tiap malam
Sementara para pemimpin nun jauh di sana
Berdebat tentang siapa yg salah & benar
Tapi kata-kata mereka sedang dalam kesakitan
Dan bom-bom pun berjatuhan seperti hujam asam
Tapi melalui tetes air mata dan darah serta rasa sakit
Anda masih bisa mendengar suara itu di tengah asap tebal

Pengamen


Pengamen


Oleh: Fatkhul Hikmah,

santri kelas XD MAT Ma’ahid Kudus

Terik Matahari menyengat kulit, nafas ngos-ngosan, tenggorokan mongering, perut keroncongan, baju compang – camping, beralaskan sandal jepit, tetesan keringat berceceran di jalan. Soleh berdiri tetap di pinggir jalan raya dan membawa gitar layaknya tiang berndera. Lampu merah menyala, Soleh bergegas menghampiri pengendara sambil memetik gitarnya.

Soleh : (menyanyikan lagu pria kesepian So7)

Pengendara : “ Lagunya bagus”

Soleh : “ Sabar.. sabar… إن الله مع الصابرين “. Tok tok tok, “siang bang?”.

Preman : “Eh… gembel, elo nggak liat apa?, Siapa yang ada di hadapan elo sekarang ini, he… siapa?”

Soleh : “ Maap bang, saya nggak tahu”

Preman : “ Gue ini pemimpion preman di daerah ini tahu! Dan kenapa elo berani ngamen di wilayah gue!”

Soleh : “ Saya mau cari uang untuk makan, Bang”

Preman : “ asal elo tahu ya, setiap orang yang ngamen di sini tunduk am ague dan harus bayar uang keamanan, paham!”

Soleh : “ Iyya, ya, papapaham bang paham. Maap, lagi pula saya baru mangkal di sini, baru dua minggu jadi belum tahu peraturannya, map bang”.

Preman : “Oke, kali ini gue maapin, sekarang cepat cepat elo serahin semua uang hasil ngamen elo sebelum lampu hijau menyala atau nyawa elo melayang”.

Soleh : “ Iyya bang, ini uangnya”.

Setelah menyerahkan uangnya kepada preman itu, Soleh pergi ke tempat pangkalan dekat lampu merah, duduk dan berbicara dengan gitarnya.

Soleh : “ Hey gitar tua, saya senang karenamu, dan saya begini juga karenamu, sekarang saya putuskan persahabatan kita berakhir di sini, saya nggak ingin hidup saya hancur hanya karenamu. Selamat tinggal gitar tuaku. I am Sorry Good Bye!”

Soleh berjalan di sebuah desa, ia melihat musholla dan memasukinya. Di sana Soleh menangis, merintih, menyesal atas dosa dan kesalahan yang telah ia lakukan. Lalu pak Ustadz mendengar suara rintihan dan menemuinya.

“ Kenapa kamu menangis nak?, apa yang terjadi padamu hingga kamu bias seperti ini?”, Tanya pak Ustadz.

Soleh : “ Maaf pak Ustadz, saya sudah banyak berbuat dosa, saya sudah mengecewakan orang-orang yang ada di sekitar saya, saya sudah menyusahkannya. Apa yang harus saya lakukan pak Ustadz, untuk menebus segala dosa dan kesalahanku. Dan bagaimana saya harus menghadapi cobaan ini?”

Pak Ustadz : “ Bersabar dan bertobatlah. Karena sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bersabar, dan Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan menyucikan diri.

إن الله يحب التوابين ويحب المتطهرين

Soleh : “ Benarkah pak Ustadz?”

Pak Ustadz : “Insya Allah nak, oh ya… kamu tinggal dimana dan siapa orang tuamu?”

Soleh : “Saya tidak punya tempat tinggal, orang tua saya sudah meninggal sejak saya berumur 10 tahun, saya hanya sebatang kara pak”.

Pak Ustadz :”Em.. begini saja, kebetulan masjid ini tidak ada pengurusnya, kalau kamu mau, kamu boleh tinggal di masjid ini dan Bantu-bantu membersihkannya”.

Soleh : “Terima kasih atas pertolongannya pak Ustadz, saya janji akan merawat masjid ini selama saya di sini”.

Beberapa lama kemudian Pak Ustadz menawarkan pekerjaan kepada Soleh karena pak Ustadz melihat bahwa Soleh benar-benar ingin merubah nasibnya dengan mencari pekerjaan baru. Akhirnya Soleh mendapatkan pekerjaan itu , yaitu sebagai penggembala sapi. Meski hanya sebagai penggembala sapi, tetapi Soleh tetap semangat menjaga kepercayaan itu sebaik mungkin, hingga sapi-sapi itu semakin bertambah banyak. Dan pak Ustadz pun sangat bangga terhadap Soleh , sampai-sampai pak Ustadz menghadiahkan suatu yang sangat istimewa untuknya yaitu putri semata wayangnya yang sholehah dan cantik. Ini adalah sebagai balasan atas jasa Soleh kepada pak ustadz.

Sholeh : “ Alhamdulillah, ya Allah, Engkau telah mengirim seorang wanita yang Sholehah sebagai pendamping hidupku. Ternyata dibalik semua ini aada anugerah yang Engkau berikan kepadaku dan aku percaya Engkau selalu bersama orang-orang yang sabar.

Selasa, 03 Februari 2009

Tulisan ngawur

Assalamu'alaikum
wah kayaknya dah lama ya gak posting, kangen rasanya mencet tuts keyboard, tapi apa daya, semakin hari semakin banyak tugas, semakin sempit kayaknya waktu yang tersedia, ane jadi teringat sebuah hadits Rasulullah Saw tentang 4 hal yang harus digunakan sebelum datang empat hal, diantaranya adalah waktu senggangmu sebelum datang waktu sempitmu.
Tapi ane selalu berusaha, walupun sesibuk apapun, kita tetep harus meluangkan waktu untuk menulis apapun lah yang tergambar dalam otak kita, biar gak macet sambungan saraf kita karena gak pernah kepake untuk mikir.
ane jadi teringat nostalgia waktu kuliah dulu, kenapa ya gak ada karya besar yang ane ciptain, berapa banyak waktu terbuang koq ga ada hasil apa2. nyesel..... nyesel...... nyesel.......